PERBEDAAN MALAIKAT,
IBLIS, JIN DAN SETAN
Sebagaimana asal kejadian
manusia dari tanah, maka asal
kejadian Malaikat adalah dari nur ,
dan asal kejadian Jin dari nyalanya api.
Hal ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa Rasulullah
SAW bersabda ;
Dari
Aisya Radiallahu’anhu Ia berkata, Rasulullah bersabda, “Dijadikan Malaikat itu
dari nur, dan dijadikan Jin dari nyalanya api, dan dijadikannya Adam dari apa
yang disifatkan bagi kamu.” (HR.
Muslim)
Untuk membedakan antara
Jin dan Malaikat, mengenai hakikatnya, maka perlu diketahui definisi dari
tiap-tiap kedua mahluk tersebut. Adapun Malaikat menurut apa yang disebutkan
oleh asy-Syaikh Tahir Al-Jazairi dalam Al-Jawahiru
Al-Kalamiyyah-nya pada halaman 15 yaitu ;
Meraka
adalah dzat-dzat yang halus dijadikan dari nur, mereka tidak makan, dan tidak
minum, dan mereka itu hamba-hamba Allah yang dimuliakan. Mereka tidak pernah
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan mereka, dan selalu melakukan
apa yang diperintahkan kepada mereka.
Mengenai Jin kita
ketahui bahwa Jin itu adalah mahluk yang berasal dari nyalanya api. Tetapi kita
perluas sedikit mengenai hakikatnya, sebagaimana dikatakan oleh as-Sayyid Alawi
bin Ahmad as-Saggaf dalam kitab Al-Kaukabu
Al-Ajuj halaman 152.
Dan
adapun dzat-dzat jin itu, yaitu dzat-dzat yang halus, sebangsa hawa, yang dapat
berubah-ubah bentuk dengan bentuk yang berlain-lainan dan dapat nyata
daripadanya perbuatan-perbuatan yang aneh-aneh. Sebagian dari mereka ada yang
beriman dan ada yang kafir, ada yang taat dan ada yang durhaka.
Adapun Iblis, apabila
dipandang dari sudut lafadznya adalah Musytaq
(yaitu isim yang memiliki makna yang berbeda dari kata pembentukannya-ed)
dari ablasa, yublisu, iblasan yang
maknanya ya-i sa, yaitu berputus asa.
Kalau Nabi Adam AS
adalah bapak dan asal dari manusia,
maka Iblis ini adalah bapak dari pada
bangsa Jin. Imam at-Tabari dari Al-Hasan ia berkata : “Tidaklah Iblis itu dari jenis Malaikat
sekejap matapun, dan sesungguhnya dia itu asalnya Jin, sebagaimana Adam asalnya
Manusia.
Adapun mengenai ayat
perintah sujud kepada para Malaikat lalu dikecualikan Iblis, bukan berarti
bahwa Iblis itu sebangsa dengan Malaikat, karena ada istisna’ atau pengecualian itu munqati,
artinya mustatsna tidak sejenis
dengan mustatsna min hu, Dan Allah
SWT tidak pernah menyatakan bahwa Iblis sejenis Malaikat, hanya serupa
dinyatakan.
Selanjutnya mengenai
Setan. Setan adalah Mufrad dari kata syayatin. Mengenai apa makna dan asal
kata setan, as-Syaikh Ahmad as-Sawi dalam tafsirnya pada juz ke-I halaman 5,
mengatakan.
Dan
lafadz setan itu asalnya dari syatana artinya jauh dari rahmat. Juga dia
dikatan berasal berasal dari kata sya-ta dengan makna ihtaraqa artinya
terbakar. Dan setan ini nama bagi tiap-tiap yang durhaka dari bangsa Jin dan
bangsa manusia.
Dengan keterangan ini dapat kita pastikan bahwa setan itu adalah
sifat dan ia tidak diberi bentuk atau asal tertentu. Jadi Jin yang yang sifat
Durhaka,
dialah Setan. Demikian pula manusia jika ia bersifat durkahaka maka ia
bersifat setan. Terkadang kata setan itu dipakai untuk Iblis, terkadang juga
dipakai juga untuk sifat-sifat kedurhakaan daripada jin ataupun manusia. Dalam
Surat An-An’am [6] ayat 112 dijelaskan ;
Dan
demikianlah, telah kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh-musuh berupa setan
yang terdiri daripada manusia dan jin yang membisikan setengah mereka itu
kepada setengahnya akan kata-kata yang dihiasi sebagai tipuannya.
Setan manusia ini
terkadang teman kita, istri kita, anak-anak kita yang merongrong kita dalam
taat kepada Allah SWT azza wajalla,
bahkan terkadang diri kita sendiri menjadi setan. Wa Al-‘iyadzu billah, dan ini rupanya yang dimaksudkan oleh Mang Epen dalam memberikan definisi
tentang setan manusia, dia berkata “
Huluna segede barang, awakna segede munding. Huluna aya diurang, awakna aya
dikuring (kepalanya sebesar udang, badannya sebesar kerbau, kepalanya ada
di udang, padannya ada pada diri kami). Dalam hal ini setan manusia Malik bin
Dinar pernah berkata : “sesungguhnya
setan manusia itu lebih hebat atasku dari pada setan jin, maksudnya apabila aku
berlindung kepada Allah, berlalulah daripada aku setan jin. Sedangkan setan
manusia itu datang kepadaku, maka menyeret aku kepada segala kemaksiatan”.
Hujattu Al-Islam Abu
Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali pun pernah menyinggung persoalan ini,
menurutnya ;
Jadilah
engkau daripada setan-setan Jin. Dan berhati-hatilah engkau daripada
setan-setan manusia. Karena sesungguhnya setan-setan manusia itu telah memberi
kesenangan kepada setan-setan Jin daripada kelihatanya.
Suatu hal yang harus
kita ketahui juga, bahwa setiap manusia ini akan diberikan teman dari setan jin dan
seorang malaikat , sebagaimana hadis
yang diriwayatkan oleh imam Muslim ;
Dari
Abdullah bin Mas’ud , ia berkata. Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang itu
akan diwakilkan akan temannya dari bangsa Jin. Mereka berkata; “Begitu Juga
engkau ya Rasulullah.”, Rasulullah bersabda.”Aku juga, melaikan Allah telah
menolong aku atasnya maka Setanku itu masuk Islam, maka ia tidak memerintah
lagi melainkan kebaikan belaka”. (HR.
Muslim)
0 Response to "PERBEDAAN MALAIKAT, IBLIS, JIN DAN SETAN"
Posting Komentar