Ini soal Buffer Zone di Bandaran Internasional
Soekarno Hatta yang tidak memenuhi
standar kebandarudaraan. Lihat saja disekitar Bandara Soekarno Hatta di
beberapa ruas jalan yang menuju ke Bandara berdekatan langsung dengan Run Way
(Landasan Pacu), dan lebih parahnya lagi keberadaan Bandara Soekarno Hatta
terlalu Dekat dengan Wilayah Penduduk. Imbasnya,
kita kenal salah satu Bandara Internasional yang ada di dunia, yang didalam bandaranya
ada tukar semir sepatu, pedagang asongan, cuci mobil, dan Ojeg Cuma ada di Bandara
Soekarno Hatta. Melihat Megahnya Bandara Soekarno Hatta dan karena dampak
bedekatan langsung dengan masyarakat, maka wajar kalau masyarakat sekitar iri
akan kemegahan itu. Ekonomi yang rendah dimasyarakat sekitarnya dan jenjang
pendidikan yang rendah, mungkin karena
keterbelakang itu juga warga disekitar bandara ingin mengais Rezeki di Bandara
Soekarno Hatta sesuai dengan kemampuan jenjangnya.
Perencanaan Tata Ruang Kota dalam
hal ini Pemerintah Kota Tangerangpun ikut bertanggung jawab atas Macetnya
Beberapa Ruang Jalan Menjuju Bandara Soekarno Hatta, pasalnya beberapa Bangunan
Pendukung Bandara disekitar Bandara menjamur. Lihat saja hotel-hotel Megah
berdiri di benda, gudang-gudang shiper banyak bermunculan. Dan kenapa begitu
juga, kita Tau Bahwa para pelancong yang mau ke Indonesia atau wisatan transit
setelah mereka keluar bandara Hotel-hotelah yang dituju. Hotel-hotel di dalam
Kota Bukan Lagi Solusi buat para pelancong untuk beristirahat, mau menuju hotel
dalam kota saja para pelancong sudah dibuat Bete dengan Kemacetan yang ada. Makanya
sebagai solusi dan keuntungan dari beberapa pihak, hotel-hotel didekat
bandarapun didirikan.
Dengan Target Penumpang di Tahun
2018, PT. Angkasa Pura II (BUMN) cabang Bandara Soekarno Hatta mentargetkan dengan
85 Juta Penumbang dengan Grand Design Bandara Soekarno Yang Baru, maka bisa
ditaksir bagaimana jadinya keadaan jalan-jalan munuju Bandara Soekarno Hatta.
Kita Lihat saja sekarang ini Terminal 3 Ultimet saja belum jadi, kemacetan
sudah terjadi dimana-mana. Jadi sekarang bagi anda calon penumbang dalam kota di
Bandara Soekarno Hatta harus siap-siap minimal 3 jam sebelumnya untuk menuju ke
Bandara Soekarno Hatta, karena bisa-bisa saja anda terjebak macet.
Didasari hal tersebut dan untuk
mengurangi kemacetan di Bandara Soekarno Hatta yang memalui tol dalam kota,
maka Pemerintah ingin mempercepat Pembangunan Tol Kunciran Bandara Soerkarno
Hatta. Tol ini sudah direncanakan dari jauh-jauh hari, Tol Kunciran Bandara
Soekarno Hatta ini termasuk pengembangan dari JORR II yang meliputi Jagorawi – Cenere,
Cinere – Serpong, Serpong – Kunciran, dan Kunciran Bandara. Kalau JORR II ini
semua jadi, Bisa dibayangkan saja bagi orang-orang yang paling utara di
tangerang dengan mudah untuk pergi ke Puncak, dan mengucapkankan Good By kepada
“Tol Dalam Kota”.
Kita Ketahui bahwa Jalan Tol Bandara
Sorkarno-Batuceper - Kunciran sepanjang 14,2 km merupakan bagian dari Ruas
Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road tahap II
(JORR II) yang melintasi 5 Kecamatan (Benda, Batuceper, Tangerang, Cipondoh,
Pinang) dan 12 kelurahan (Benda, Pajang, Jurumudi, Belendung, Batujaya,
Batusari, Tanah Tinggi, Buaran Indah, Poris Plawad, Poris Plawad Indah,
Pakojan, Kunciran). Jalan tol ini menjadi alternatif lintasan menuju Bandara
Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priok. Jalan tol ini dibangun dan
dioperasikan oleh PT Marga Kunciran Cengkareng (MKC) anak perusahaan Jasa Marga.
Bukti keseriusan Pemerintah dalam
membangun Tol Kunciran Bandara Soekarno Hatta, hal ini dibuktikan dengan melakukan
pembayaran Uang Ganti Rugi (UGR) sebesar Rp 5,5 miliar kepada pemilik 16 bidang
lahan seluas 2.831 m² di Kelurahan Pajang, Selasa (4/6). Sementara total
perkiraan lahan yang akan dibebaskan seluas 133 Ha. Dilain sisipula ada
beberapa warga yang lahannya terkena ruas Jalan Tol Kunciran Bandara Soekarno
Hatta Menolak dengan besaran Uang Ganti Rugi tersebut. Yah Wajar Kalau Mereka
Menolak, bukan karena mereka Ingin Harga Tinggi dari Pembebasan Lahan itu,
tetapi hanya meminta keadalilan dengah Harga yang sesuai.
Sumber : Jasamarga.com
Kalau saya melihat dari warga
yang MENOTAK atas besaran harga ganti rugi itu dikarenakan harga yang tidak wajar. Kenapa Harga Ganti Rugi tersebut tidak
wajar, Lihat saja Tanah di Kampung Baru Kel. Jurumudi disaat proses pembebasan
lahan Jalan Tol Kunciran Bandara Soekarno sedang dalam tahap pembayaran bagi
warga yang mengajukannya berbarengan pula dengan pemenuhan akan lahan bagi orang-orang
kel. Benda yang terkena gusur dan DKI yang ingin membeli dan inves di Kampung Baru Kel. Jurumudi
dengan Harga diatas Harga Ganti Rugi Pembebasan Lahan Tol Kunciran Bandara
Soekarno Hatta. Itu bukan karena seolah-olah mereka meminta harga tinggi karena
akan dibangun TOL, tetapi Dampak Ekonomi dan sosial yang luar biasa atas isu
Pembanguan TOL Tersebut. Belum dibangun dan entah kapan dibangun Tol Kunciran
Bandara Soekarno tersebut, Harga Tanah disekitar Bandara Soekarno Hatta Sudah Melambung
Tinggi.
Hemat saya dan tidak terkesan
menggurui, Jelas ada Tahapan Bebebasan Lahan Untuk Kepentingan umum yang salah yang dilakukan Panitia Pembebasan
Lahan dan TIM Penilai. Sehingga wajar
kalau proses pembahasan lahan Tol Kunciran Bandara Soekarno Hatta MOLOR Kembali. Baca saja tentang tahapan dan kejanggalan
pembebasan lahan Jalan Tol Kunciran Bandara Soekarno Hatta di http://birokrasi.kompasiana.com/2014/10/18/ada-kejanggalan-pada-proses-pembebasan-lahan-jorr-ii-kunciran-bandara-soekarno-hatta-686104.html
Kalau keinginan masyarakat akan Hal
Harga yang Wajar ini tidak segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah, sudah
dipastikan butuh kurang lebih 5 Tahun atau mungkin lebih lagi Tol Kunciran
Bandara Soekarno Hatta akan terlaksana. Jadi siap-siap lagi warga ibu kota
bermacet-macet ria menuju Bandara Soekarno Hatta.
0 Response to "Apakah Tol Kunciran Bandara Sebagai Salah Solusi Mengatasi Kemacetan di Bandara Soekarno Hatta ?"
Posting Komentar